Jumat, 20 Maret 2009

Belajar Tauhid : Pelajaran 2

Belajar Tauhid dari Imam Ali


Al Hasan bin Abi Hasan al-Bashri meriwayatkan:

Seorang lelaki datang menghadap Amirul Mukminin- Imam Ali bin Abi Thalib- setelah Imam pulang dari perang Shiffin.

Lelaki itu bertanya kepada Imam Ali:” Wahai Amirul Mukminin, katakan kepadaku apakah perang antara anda dan orang-orang itu merupakan akibat dari Qadha dan Qadar Allah?”

Imam Ali menjawab, “Engkau tidak akan pernah naik bukit dan turun lembah tanpa Qadha dan Qadar Allah.”

Lelaki itu berkata,”Kalau demikian wahai Amirul Mukminin, aku anggap semua urusanku sebagai tanggung jawab Allah.”

“Mengapa?” tanya Imam Ali

“Jika Qadha dan Qadar Allah membawa kita berbuat sesuatu, maka apa artinya pahala untuk kita yang taat dan hukuman untuk kita yang durhaka?’ balas bertanya lelaki itu.

Imam Ali menjawab,”Apakah engkau mengira bahwa itu merupakan Qadha dan Qadar yang tersegel?” Janganlah berfikir demikian, itu adalah doktrin kaum musyrik, pendukung setan, kaum Majusi dan musuh Allah.

Allah SWT memberikan perintah sebagai suatu pilihan bebas (takhyir), dan memberikan larangan sebagai suatu peringatan (agar tidak berbuat sesuatu).

Allah memberikan tugas (takhlif) pada kita. Allah dipatuhi bukan karena terpaksa, dan tidak dipatuhi bukan karena tidak dapat ditundukkan.

DIA tidak menciptakan bumi, langit dan apa yang ada diantara keduanya dengan sia-sia…Itulah persangkaan orang-orang kafir, celakalah mereka itu, neraka adalah tempat bagi orang-orang kafir (QS.Shad:27).”

“Kalau begitu, bagaimana Qadha dan Qadar itu, wahai Amirul Mukminin?” tanya si lelaki.

“Itu adalah perintah untuk taat, larangan bersikap durhaka, ketetapan (bagi manusia) untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan untuk meninggalkan mereka yang durhaka kepada-Nya, janji pahala dan ancaman hukuman, inspirasi (yang DIA berikan kepada manusia) untuk berbuat baik dan rasa takut berbuat dosa (yang DIA munculkan dalam diri manusia). Itu semua adalah Qadha Allah berkenaan dengan tindakan kita dan Qadar-Nya berkaitan dengan amal kita. Adapun klaim-klaim lain, jangan hiraukan. Karena, kalau klaim-klaim lain itu diindahkan maka amalmu menjadi batal,” jawab Imam Ali.

Lelaki itu kemudian berkata,”Anda telah menghilangkan kekhawatiranku, wahai Amirul mukminin. Semoga Allah menghilangkan kekhawatiranmu.”

Setelah itu lelaki itu membaca syair:
Engkau adalah imam
Dengan menantimu aku mengharap ampunan Tuhan Maha Pengasih
Pada hari semua kembali kepada-Nya
Engkau telah jelaskan apa yang tidak jelas dalam agama kita
Semoga Tuhan menganugrahimu belimpah kebaikan.

Pelajaran :
» Makna keadilan Allah
» Larangan untuk menerima ajaran Jabariyah (determinisme) yang melimpahkan segala sesuatu kepada Allah – tanpa ada kehendak bebas dari manusia
» Allah suci dari melakukan perbuatan yang sia-sia.

Dikutip dari:
“Sejarah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as” / Syaikh Al Mufid
Cet.I - Penerbit Lentera 2005
Judul Asli Al Irsyad
Reff Khusus Riwayat diatas diambil Syaikh Al Mufid dari :
Uyun al-Akhbar ar-Ridha, Jilid 1, hal.138
Tuhaf al-‘Uqul, hal.349

Tidak ada komentar: