Jumat, 20 Maret 2009

Belajar Tauhid : Pelajaran 2

Belajar Tauhid dari Imam Ali


Al Hasan bin Abi Hasan al-Bashri meriwayatkan:

Seorang lelaki datang menghadap Amirul Mukminin- Imam Ali bin Abi Thalib- setelah Imam pulang dari perang Shiffin.

Lelaki itu bertanya kepada Imam Ali:” Wahai Amirul Mukminin, katakan kepadaku apakah perang antara anda dan orang-orang itu merupakan akibat dari Qadha dan Qadar Allah?”

Imam Ali menjawab, “Engkau tidak akan pernah naik bukit dan turun lembah tanpa Qadha dan Qadar Allah.”

Lelaki itu berkata,”Kalau demikian wahai Amirul Mukminin, aku anggap semua urusanku sebagai tanggung jawab Allah.”

“Mengapa?” tanya Imam Ali

“Jika Qadha dan Qadar Allah membawa kita berbuat sesuatu, maka apa artinya pahala untuk kita yang taat dan hukuman untuk kita yang durhaka?’ balas bertanya lelaki itu.

Imam Ali menjawab,”Apakah engkau mengira bahwa itu merupakan Qadha dan Qadar yang tersegel?” Janganlah berfikir demikian, itu adalah doktrin kaum musyrik, pendukung setan, kaum Majusi dan musuh Allah.

Allah SWT memberikan perintah sebagai suatu pilihan bebas (takhyir), dan memberikan larangan sebagai suatu peringatan (agar tidak berbuat sesuatu).

Allah memberikan tugas (takhlif) pada kita. Allah dipatuhi bukan karena terpaksa, dan tidak dipatuhi bukan karena tidak dapat ditundukkan.

DIA tidak menciptakan bumi, langit dan apa yang ada diantara keduanya dengan sia-sia…Itulah persangkaan orang-orang kafir, celakalah mereka itu, neraka adalah tempat bagi orang-orang kafir (QS.Shad:27).”

“Kalau begitu, bagaimana Qadha dan Qadar itu, wahai Amirul Mukminin?” tanya si lelaki.

“Itu adalah perintah untuk taat, larangan bersikap durhaka, ketetapan (bagi manusia) untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan untuk meninggalkan mereka yang durhaka kepada-Nya, janji pahala dan ancaman hukuman, inspirasi (yang DIA berikan kepada manusia) untuk berbuat baik dan rasa takut berbuat dosa (yang DIA munculkan dalam diri manusia). Itu semua adalah Qadha Allah berkenaan dengan tindakan kita dan Qadar-Nya berkaitan dengan amal kita. Adapun klaim-klaim lain, jangan hiraukan. Karena, kalau klaim-klaim lain itu diindahkan maka amalmu menjadi batal,” jawab Imam Ali.

Lelaki itu kemudian berkata,”Anda telah menghilangkan kekhawatiranku, wahai Amirul mukminin. Semoga Allah menghilangkan kekhawatiranmu.”

Setelah itu lelaki itu membaca syair:
Engkau adalah imam
Dengan menantimu aku mengharap ampunan Tuhan Maha Pengasih
Pada hari semua kembali kepada-Nya
Engkau telah jelaskan apa yang tidak jelas dalam agama kita
Semoga Tuhan menganugrahimu belimpah kebaikan.

Pelajaran :
» Makna keadilan Allah
» Larangan untuk menerima ajaran Jabariyah (determinisme) yang melimpahkan segala sesuatu kepada Allah – tanpa ada kehendak bebas dari manusia
» Allah suci dari melakukan perbuatan yang sia-sia.

Dikutip dari:
“Sejarah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as” / Syaikh Al Mufid
Cet.I - Penerbit Lentera 2005
Judul Asli Al Irsyad
Reff Khusus Riwayat diatas diambil Syaikh Al Mufid dari :
Uyun al-Akhbar ar-Ridha, Jilid 1, hal.138
Tuhaf al-‘Uqul, hal.349

Belajar Tauhid : Pelajaran 1

Belajar Tauhid Dari Imam Ali

Semasa Kalifah pertama memerintah, serombongan orang nasrani yang dipimpin oleh uskup dan ulama tingginya, datang ke Madinah, mereka hendak bertemu khalifah Rosulullah saw, masyarakat membawanya ke Abu Bakar, mereka mengajukan berbagai pertanyaan kepada Abu Bakar, Namun Abu Bakar membawa mereka kepada Imam Ali bin Abi Thalib agar mendapat jawaban yang benar.

Mereka Mengajukan pertanyan,”Dimanakah Allah?’

Imam Ali menyalakan api dan bertanya kepada mereka,”Manakah bagian depan (wajah) api ini?”

Cendikiawan nasrani menjawab,”Seluruh sisi api ini dapat dianggap sebagai wajahnya, tak ada depan tak ada belakang.”

Imam Ali berkata,”Tatkala bagi api – yang merupakan ciptaan Allah – tidak memiliki bagian khusus, maka Penciptanya sama sekali tidak memiliki keserupaan dengannya. Lebih dari sekedar depan dan belakang,........ barat dan timur semata-mata berasal dari Allah. Kemana saja engkau menghadapkan wajahmu itulah wajah Allah, dan tak satupun yang tersembunyi dari-NYA

Pelajaran :
Allah SWT tidak bertempat, Bila Allah bertempat tinggal, maka “tempat“ itu lebih besar dari Allah untuk menampung zat-NYA, jadi apalah arti Allah Maha Besar, bila “tempat” Allah lebih besar dari Allah?
Allah tidak bisa dan tidak boleh disifati (diserupakan) dengan makluk
Allah sudah ada, sebelum ada “tempat”

Kamis, 19 Maret 2009

KHUTBAH FATIMAH Az ZAHRA BINTA ROSULULLAH SAW

Rasulullah SAW bersabda: “wanita penghuni surga yang paling utama ada empat; Khadijah bintu Khuwailid, Fatimah bintu Muhammad, Asiyah bintu Muzahim –istri Fir’aun-, dan Maryam bintu Imran”[1].

Rasulullah SAW bersabda: “sebaik-baik wanita alam semesta ada empat; Maryam bintu Imran, Asiyah bintu Muzahim, Khadijah bintu Khuwailid, dan Fatimah bintu Muhammad”[2].

Rasulullah SAW bersabda: “Fatimah adalah bagian dariku, maka barang siapa yang membuatnya marah niscaya telah membuatku marah” “Fatimah adalah bagian dariku, maka barang siapa yang mengganggunya niscaya telah menggangguku” “sesungguhnya Allah murka dengan murka Fatimah dan rela dengan rela Fatimah”[3]



Puja bagi Allah atas nikmat yang telah Dia berikan
Terima kasih pada Allah atas apa yang telah Dia ilhamkan (nikmat batin)
Puji bagi Allah atas apa yang telah Dia sodorkan;
Berupa nikmat-nikmat umum yang Dia mulai (sebelum ada hak sedikitpun pada manusia)
Berupa anugerah yang berlimpah dan sempurna
Dan berupa semua pemberian yang berturut-turut
Begitu banyak nikmat Allah sehingga tidak mungkin untuk menghitungnya
Tidak mungkin untuk menjangkau batasannya
Selamanya tidak akan mungkin untuk diketahui semua
Dia mengajak mereka untuk minta tambah dengan cara bersyukur, karena sambungan yang terdapat dalam nikmatNya
Mengharuskan makhluknya untuk memuja dengan limpahan nikmatNya
Sebagaimana Dia juga mengajak mereka pada hal-hal yang serupa


Aku bersaksi bahwa “tiada Tuhan selain Allah Yang Esa dan tak bersetara”, sebuah kalimat yang kembali pada ketulusan (ikhlas)
Kalimat yang capaiannya telah ditanamkan di hati setiap orang
Kalimat yang rasionalisasinya tercerahkan dalam pikiran
Allah yang mata tak mampu melihatnya
Lidah tak sanggup menyifatiNya
Pikiran tak dapat menjangkau bagaimana Dia
Dia ciptakan segala sesuatu tidak dari sesuatu sebelumnya
Dia ciptakan tanpa menyontek contoh yang lain
Dia adakan dengan kekuasaanNya dan Dia ciptakan dengan kehendakNya
Tanpa Dia butuh pada penciptaan itu
Tanpa ada faidah dari penggambaran itu
Tiada lain hanya merupakan pembuktian atas hikmahNya, peringatan atas ketaatan padaNya, penjelasan kuasaNya, penyembahan hambaNya, dan penegasan ajakanNya
Kemudian Dia tetapkan pahala bagi ketaatan padaNya
Dia tentukan siksa bagi kemaksiatan padaNya
Untuk mencegah hamba-hambaNya dari murka
Dan mendorong mereka ke arah surgaNya


Aku bersaksi bahwa ayahku (Muhammad) adalah hamba dan utusanNya
Dia telah memilihnya sebelum menciptakan
Dia telah memilihnya sebelum mengutus
Di saat manusia masih tersembunyi dalam gaib
Di saat manusia masih terhalang oleh tabir yang menyeramkan
Di saat manusia masih sarat dengan ketiadaan
Atas dasar ilmu Allah terhadap tempat kembalinya segala sesuatu
Atas dasar pengetahuanNya terhadap segala hal yang akan terjadi
Atas dasar makrifatNya terhadap situasi dan kondisi serta maslahat segala hal yang Dia tentukan
Allah mengutus Muhammad untuk melengkapkan urusanNya
Sebagai tekad untuk menetapkan hukumNya
Sebagai penerapan takdir-takdirNya yang pasti


Kemudian Dia saksikan penduduk bumi berpecah belah dalam agama mereka
Mereka yang tunduk beribadah pada api
Mereka yang menyembah arca
Mereka yang mengingkari Allah di saat mereka mengetahuiNya


Maka Allah menerangi kegelapan itu dengan Muhammad SAW
Dia lapangkan hati dari problema
Dia jelaskan mata dari kesamaran


Dan Rasulullah bangkit di tengah ummat manusia dengan membawa hidayah
Menyelamatkan mereka dari kesesatan
Menyembuhkan mereka dari kebutaan (mata dan hati)
Menunjukkan mereka pada agama yang tegak
Mengajak mereka pada jalan yang lurus


Kemudian Allah menariknya karena cinta dan keinginan serta pilihan
Maka beliau tenang dan terlepas dari lelahnya kehidupan di dunia
Sungguh beliau dikelilingi oleh para malaikat yang suci
Diridloi oleh Allah Yang Maha Pengampun
Dekat di sisi Maha Raja Yang Perkasa
Shalawat dan salam serta rahmat dan barakat Allah semoga senantiasa tercurahkan pada ayahku
Muhammad nabiNya, manusia kepercayaanNya untuk menerima wahyu, manusia pilihanNya, manusia yang terbaik di antara ciptaanNya dan manusia yang diridloiNya.


Kemudian beliau mengalihkan perhatian pada hadirin seraya berkata:


Kalian, wahai hamba-hamba Allah, adalah maksud dari perintah dan laranganNya
Kalian adalah pemikul agama dan wahyuNya
Kalian adalah orang yang dipercaya Allah untuk menjaga agamaNya
Kalian adalah orang yang ditugaskan untuk menyampaikan risalah ini pada ummat yang akan datang
Seorang pemimpin kebenaran ada di tengah kalian
Dia telah mengambil janji kalian atas kewajiban
Dia tinggalkan sesuatu pada kalian


Kitab Allah yang berbicara
Qur’an yang jujur dan benar
Cahaya yang berkilauan
Sinar yang terang benderang
Bukti-buktinya jelas dan rahasia-rahasianya terungkap
Lahirnya nampak
Membuat senang pendukungnya
Membawa pengikutnya menuju keridoan Allah
Mendorong pendengarnya ke arah keselamatan
Dengannya, dapat diperoleh hujjah-hujjah Allah yang bersinar, dan
Kewajiban-kewajibanNya yang sudah dijelaskan oleh Al-quran
Larangan-laranganNya yang telah diperingatkan
Bukti-buktiNya yang terang
Dalil-dalilNya yang cukup
Keutamaan-keutamaan yang dianjurkan
Keringanan-keringanan yang diberikan
Dan syariat yang diharuskan


Maka Allah menjadikan iman sebagai penyuci kalian dari kesyirikan
Shalat sebagai pembersih kalian dari kesombongan
Zakat sebagai penjernih diri dan pengembangan rejeki
Puasa sebagai pendalam ketulusan
Haji sebagai penguat agama
Keadilan sebagai pengatur kalbu
Ketaatan pada kami [Ahlulbait as] sebagai sistem untuk bangsa
Kepemimpinan kami sebagai jaminan aman dari pecah belah
Jihad dan perjuangan sebagai kehormatan Islam
Kesabaran sebagai penopang untuk meraih pahala
Amar makruf sebagai maslahat umum
Bakti pada kedua orang tua sebagai penghindar murka
Silaturahmi sebagai penambah jumlah
Qisas sebagai penjaga darah


Kesetiaan pada nadzar sebagai peluas ampunan
Jujur dalam tolok ukur dan timbangan sebagai perubah kikir
Larangan minum arak sebagai pembasmi noda
Larangan menuduh zina sebagai tabir penghalang kutukan
Larangan mencuri sebagai penjamin kesucian
Larangan syirik sebagai ketulusan padaNya dalam pengaturan
Maka bertaqwalah kalian pada Allah dengan taqwa yang sesungguhnya, dan jangan kalian mati kecuali dalam kaadan muslim
Taatilah perintah dan laranganNya
Karena sesungguhnya hanya hamba-hamba Allah yang alim yang takut padaNya.


Wahai ummat manusia!

Ketahuilah bahwa aku adalah Fatimah!
Ayahku adalah Muhammad
Kukatakan untuk pertama dan terakhir kalinya
Aku tidak berkata salah dan tidak bertindak lalim
Sungguh-sungguh telah datang pada kalian utusan Allah dari jenis kalian sendiri, resah atas kesulitan yang menimpa kalian dan bersikeras untuk memberi petunjuk pada kalian serta lembut dan sayang terhadap orang-orang yang beriman[4]
Apabila kalian hendak menisbatkan asal usulnya maka kalian akan mendapatkan bahwa beliau adalah ayahku dan bukan ayah dari wanita kalian
Beliau adalah saudara misananku dan bukan saudara dari pria kalian
Maka sebaik-baik penisbatan adalah orang yang dinisbatkan padanya


Rasulullah menyampaikan misinya dengan menegaskan peringatan
Keluar dari jalur orang-orang musyrik
Menebas belikat mereka
Membungkam mulut mereka
Mengajak pada jalan Tuhannya dengan hikmah dan nasihat yang baik
Memecahkan arca dan menumbangkan kekafiran
Sampai akhirnya mereka kalah dan mundur
Malam terbelah oleh pagi (kedzaliman terpendam oleh Islam)
Terbitlah kebenaran yang murni


Pemimpin agama berbicara tentang agama dan perkara muslimin
Kicauan setan membisu
Pendukung kemunafikan runtuh
Jalinan kafir dan perpecahan terurai
Kalian berucap tulus
Dan orang-orang yang bercahaya putih karena lapar (puasa)
Di saat kalian sebelumnya berada di mulut api neraka
[kalian adalah] orang yang meneguk segala minuman walau bukan miliknya
Orang serakah yang tidak melewatkan satu kesempatan pun untuk menuruti kesrakusannya
Bara api orang yang tergesa-gesa


[kalian adalah] orang yang terinjak-injak di bawah kaki para penguasa
Kalian minum genangan air yang bercampur kotoran binatang
Kalian makan dengan wadah kulit yang tak disamak dan daun-daunan
Kalian adalah orang-orang yang hina dan terusir
Kalian selalu takut dirampok oleh orang-orang yang berada di sekitar


Maka Allah menyelamatkan kalian melalui ayahku Muhammad SAW
Setelah ini dan itu
Setelah ditimpa oleh kebengisan kaum pria dan keganasan arab serta kedurhakaan Ahlulkitab (orang yahudi dan nasrani)
Setiap kali mereka menyulut api peperangan maka Allah memadamkannya
Setiap kali tanduk setan tumbuh (setiap kali setan beraksi untuk merusak) atau kesyirikan membuka lebar mulutnya maka beliau SAW mengirimkan saudaranya (Ali) sampai ke anak lidahnya (ke pusatnya untuk membasmi setan dan kesyirikan)
Maka dia (Ali) tidak akan pernah kembali sampai berhasil menginjak telinga setan dan kesyirikan dengan lekuk telapak kakinya


Dan memadamkan lidah api mereka dengan pedangnya
Dia (Ali) banting tulang dalam dzat Allah
Dia berusaha keras dalam perintah Allah
Dia dekat dengan Rasulullah
Dia tuan di tengah waliAllah
Dia naik dan menasihati, bekerja keras dan bersungguh-sungguh
Di saat kalian hanya bersenang-senang dalam kehidupan nyaman, nikmat dan aman


Kalian senantiasa menantikan akibat buruk terjadi pada kita
Menunggu datangnya berita
Dan mengundurkan diri dari peperangan


Dan ketika Allah memilihkan rumah para nabi bagi Rasulullah (ketika wafat)
Memilihkan tempat kembali orang-orang pilihanNya untuk beliau
Tampaklah pada diri kalian duri dan dendam kemunafikan
Jubah agama telah lusuh di mata kalian


Orang yang dulunya diam, sesat dan bodoh sekarang angkat suara
Orang yang dulunya tak dikenal sekarang jadi terkenal
Pejantan orang-orang sesat mengeraskan geramannya
Dan berjalan dengan congkak di halaman-halaman kalian
Setan mengeluarkan kepala dari tempat persembunyiannya
Seraya memanggil kalian


Dia melihat kalian menjawab panggilannya
Dan mendapatkan kalian sepenuhnya pasrah menerima tipu daya
Kemudian dia perintahkan kalian untuk bangkit dan dengan ringannya kalian bergegas bangkit
Dia kobarkan api kemarahan pada diri kalian dan seketika itu juga kalian marah
Dengan demikian, maka kalian memberi tanda pada unta yang bukan milik kalian (yang penting bagi kalian adalah taat pada setan, apapun saja yang dia perintahkan)
Kalian turunkan unta itu bukan pada bagian air milik kalian
Semua ini terjadi padahal masa lalu baru kemarin berlalu
Kepedihan itu masih dalam (karena wafatnya Rasul)


Luka itu masih belum sembuh
Rasulullah masih belum dikuburkan
Bergegas dan berebut –kekuasaan-, mengakunya khawatir terjadi fitnah
Sadarlah; mereka terjerumus dalam fitnah dan sesungguhnya neraka jahannam mencakup semua orang kafir


Jauh sekali dari kalian
Ada apa dengan kalian?
Kemanakah setan memalingkan kalian?
Padahal kitab Allah berada di pundak kalian
Hal-hal di dalamnya jelas
Hukum-hukumnya berkilau
Rambu-rambunya bersinar
Larangan-larangannya terang
Perintah-perintahnya tampak
Sungguh kalian telah membelakangi Al-quran
Apakah kalian ingin membencinya?!
Atau kalian hendak menghakimi dengan selainnya?!
Sesuatu yang lain itu adalah sejelek-jelek pengganti bagi orang dzalim
Dan baranga siapa yang mengikuti agama selain Islam maka hal itu tidak akan diterima darinya, dan dia di akhirat tergolong orang-orang yang merugi


Tak lama kemudian, setelah perlawanan mejadi tenang dan pengaturan menjadi gampang
Seketika itu juga kalian mulai mengeluarkan api dan menggerakkan baranya (menebar fitnah di mana-mana)
Kalian iakan panggilan setan yang menyesatkan
Ajakannya untuk memadamkan cahaya agama yang terang benderang
Meredakan sunnah nabi yang jernih
Pura-pura minum buih padahal sesungguhnya kalian ingin minum susu secara sembunyi-sembunyi (berdalih khawatir terjadi fitnah padahal sesungguhnya kalian serakah terhadap kekuasaan dan membuat fitnah)
Kalian ganggu keluarga dan keturunan Rasulullah secara terselubung dan tersembunyi
Dan kita sabar atas gangguan kalian seperti orang yang menahan sakitnya tubuh yang dicincang dengan pisau besar
Seperti orang yang manahan luka tusukan mata tombak ke dalam perut


Dan sekarang kalian mengaku bahwa tidak ada warisan bagi kami (keluarga Nabi)
Apakah kalian menginginkan hukum jahiliah?
Dan siapakah yang lebih baik dari pada Allah dalam menghukumi bagi orang-orang yang yakin?!
Apa kalian tidak tau? Sungguh jelas bagi kalian seperti matahari di siang bolong bahwa aku adalah puteri Rasulullah


Wahai orang-orang muslim!


Apa mereka memaksa dan mengalahkanku untuk mendapatkan hak waris dari ayahku?


Wahai Abu Bakar putera Abu Quhafah!
Apakah disebutkan dalam kitab Allah bahwa kamu mewarisi ayahmu sementara aku tidak mewarisi ayahku?
Sungguh-sungguh kamu telah membawa kemunkaran yang besar
Apakah kalian sengaja meninggalkan kitab Allah dan kalian buang dia ke belakang?
Di saat Allah berfirman: “dan suliman mewarisi dawud”[5]
Allah juga berfirman –ketika menceritakan kisah zakariya-: “berilah dari sisiMu wali –dan penerus- bagiku, yang akan mewarisiku dan mewarisi keluarga ya’qub”[6]
Allah berfirman: “famili dan keluarga, sebagian dari mereka lebih layak dari sebagian yang lain dalam ketentuan Allah”[7]
Allah berfirman: “Allah mewasiatkan pada kalian tentang anak-anak kalian, bagi anak laki dua kali lipat saham anak perempuan”[8]
Allah berfirman: “apabila seseorang dari kalian mati dan meninggalkan barang berharga, maka hendaknya dia mewasiatkan pada kedua orang tua dan keluarganya secara baik, ini adalah hak orang-orang yang bertaqwa”[9]


Kalian mengaku tiada saham bagiku!
Tiada warisan dari ayahku!
Apakah Allah mengistimewakan ayat tertentu bagi kalian dan mengeluarkan ayahku darinya?
Atau kalian katakan bahwa dua orang pengikut dua agama tidak saling mewarisi?
Bukankah aku dan ayahku pemeluk satu agama?
Atau kalian merasa lebih pintar dari ayah dan misananku (Ali) dalam hal khusus dan umumnya Al-quran?


Maka ambillah –wahai Abu Bakar- tanah Fadak (tanah warisan Rasul untuk Fatimah) yang siap ini, seperti unta yang berpelana dan bertali kekang
Dia akan menemuimu di hari mahsyar dan kebangkitan
Maka sebaik-baik hakim adalah Allah
Sebaik-baik pemimpin adalah Muhammad
Sebai-baik saat adalah hari kiamat
Dan pada hari kebangkitan, orang-orang yang batil akan merugi
Tidak lagi bermanfaat apabila kalian menyesal di sana
Dan bagi setiap berita besar tempatnya masing-masing, niscaya kalian akan mengetahui siapa yang akan didatangi siksa yang menghinakannya dan yang pasti mengalami siksa abadi


Kemudian beliau melemparkan pandangannya ke arah Anshar seraya berkata:


Wahai kelompok yang mulia
Wahai penolong-penolong agama
Wahai penjaga-penjaga Islam
Apa sikap acuh tak acuh dan lemah –kalian- dalam hakku ini?!
Apa sikap ngantuk kalian terhadap hakku yang telah dirampas secara lalim?
Bukankah Rasulullah SAW, ayahku, bersabda: seseorang terjaga dalam keturunannya (kehormatan dan kemuliaan seseorang dinilai apabila kehormatan, kemuliaan dan hak-hak keturunannya juga terjaga)
Betapa cepatnya kalian berubah, memusuhi keluarga Nabi
Betapa tergesa-gesanya kalian untuk mengerahkan segala sesuatu melawan keluarga Nabi
Di saat kalian punya kemampuan untuk menolong usahaku
Di saat kalian punya kekuatan untuk membantuku dalam mengambil kembali hak-hakku yang mereka rampas
Apakah ingin kalian katakan: Muhammad telah mati (maka agamanya, kehormatan dan kemuliaanya juga mati)


Sungguh kepergian beliau adalah perkara yang agung
Luka itu semakin terkoyak
Rekah itu semakin luas
Belahan itu semakin lebar
Bumi menjadi gelap karena kepergiannya
Bintang mengalami gerhana karena musibahnya
Harapan telah terputus
Gunung jadi tunduk dan khusyu’
Batas-batas –keluarga Nabi- dilampaui
Kehormatan dia setelah mati dilecehkan
Maka demi Allah itu adalah bencana terbesar dan musibah teragung
Bencana yang tiada taranya
Malapetaka yang tidak akan datang tandingannya dekat2 ini


Kitab Allah SWT mengumumkan kepergian beliau di halaman-halaman rumah kalian
Di pagi dan sore hari kalian
Dengan suara pelan dan teriakan
Secara tilawah dan nada-nada qira’at
Kematian itu juga telah menimpa para nabi dan rasul sebelumnya
Dan merupakan hukum yang pasti dan ketentuan yang tak terelakkan
“Dan Muhammad tidak lain adalah utusan Allah, telah lalu rasul-rasul sebelumya, apakah ketika dia mati atau terbunuh maka kalian berbalik ke belakang, dan barang siapa yang berbalik ke belakangnya niscaya dia tidak membahayakan Allah sedikitpun, dan Allah akan membalas orang-orang yang bersyukur”[10]


Jauh sekali bani Qilah!
Apakah aku tertindas dan tercegah dari warisan ayahku?
Di saat kalian masih kulihat dan kudengar
Kalian masih kumpul bersama
Ajakanku sampai ke telinga kalian
Berita ini sampai ke perasaan dan pengetahuan kalian
Di saat kalian memiliki jumlah yang cukup, potensi, sarana dan kekuatan
Kalian dilengkapi dengan senjata dan perisai
Panggilanku telah sampai pada kalian tapi kalian tidak menjawabnya
Teriakanku telah mendatangi kalian tapi tetap kalian tidak membantu


Padahal kalian dikenal denga jihad dan perjuangan di jalan Allah
Dikenal dengan kebaikan dan amal yang saleh
Pilihan Nabi untuk mendukung misi
Pilihan Nabi untuk meraih kemenangan
Kalian telah berperang melawan arab
Kalian pikul beban dan kesulitan
Kalian serang ummat-ummat lain
Kalian hadapi para pemberani


Dulu kita tidak meninggalkan kalian dan kalian tidak meninggalkan kita
Kita perintahkan dan kalian patuh
Sehingga urusan Islam menjadi teratur bersama kita
Sehari-hari air susu mengalir dengan deras (bayak kebaikan yang diperoleh)
Puncak kesyirikan jadi tunduk
Gejolak dusta menjadi tenang
Api kekafiran telah padam
Ajakan fitnah dan kerusuhan telah terbenam
Sistem agama telah teratur


Lalu kenapa kalian bingung setelah kejelasan
Kenapa kalian rahasiakan setelah terus terang
Kenapa kalian mundur setelah maju
Kenapa kalian syirik setelah beriman
“Apa kalian tidak berperang melawan kaum yang mengingkari janjinya dan bertekad untuk mengusir Rasulullah?! Padahal mereka dulu yang emulai peperangan ini; apakah kalian takut pada mereka?! Padahal Allah lebih berhak untuk ditakuti jika kalian adalah orang-orang yang beriman”[11]


Ingatlah: aku tau, kalian lebih memilih kesenangan dan kehidupan yang nyaman
Kalian jauhkan orang yang lebih berhak untuk melapangkan dan menyempitkan (memerintah dan mengatur negara)
Kalian menyendiri dengan kesenangan
Kalian terhindar dari himpitan dan meraup kekayaan
Maka kalian lepeh apa yang kalian pelihara
Kalian muntahkan apa yang kalian minum dengan mudah (berpaling dari agama dan penolakan terhadap iman)


Dan apabila kalian dan semua penduduk bumi kafir maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dan Terpuja ingatlah: aku katakan semua ini di saat aku tau persis kehinaan yang telah bercampur dengan diri kalian dan pengkhianatan yang melekat di hati kalian


Namun itu adalah ungkapan rahasia hati
Semburan amarah
Kelemahan tombak (tidak sabar lagi)
Gelisah yang keluar dari dada
Persembahan hujjah dan bukti
Maka ambillah khilafah dan tunggangilah pemerintahan yang luka punggungnya dan tipis sepatunya
Khilafah yang senantiasa hina
Ditandai dengan murka Allah dan cela selamanya
Disambung dengan neraka Allah yang menyala dan tau isi hati (membakar jiwa dan raga)
Semua yang kalian perbuat tampak di mata Allah
Dan orang-orang dzalim akan mengetahui ke mana mereka kembali
Dan aku adalah puteri orang yang memperingatkan kalian pada siksa yang dahsyat
Maka bertindaklah dan sesungguhnya kami adalah penindak, nantilah dan sesungguhnya kami adalah penanti


Abu Bakar menjawab:

Wahai puteri Rasulullah!
Sungguh ayahmu dulu adalah orang yang lemah lembut dan mulia terhadap mukminin, belas kasih dan sayang pada mereka
Siksa yang pedih dan hukuman yang besar bagi orang kafir
Kalau kita ingin menisbatkannya maka kita dapatkan dia sebagai ayahmu dan bukan ayah dari wanita yang lain

Saudara suamimu dan bukan saudara pria yang lain
Beliau utamakan saudaranya dari pada sahabat yang lain
Dia bantu Rasulullah di setiap perkara yang besar
Hanya orang bahagia yang mencintai kalian dan hanya orang sengsara yang membenci kalian
Kalian adalah keluarga Rasulullah yang bagus
Orang-orang pilihan yang mulia
Kalian adalah petunjuk kebaikan
Kalian adalah jalan menuju surga
Dan kamu (Fatimah); wahai wanita yang terbaik dan puteri sebaik-baik Nabi
Jujur dalam bertutur

Pendahulu dalam kesempurnaan akal
Tidak tersingkir dari haknya
Tidak tercegah dari kejujurannya
Demi Allah aku tidak menentang pendapat Rasulullah !!!
Aku tidak bertindak kecuali dengan ijin dia
Dan sesungguhnya seorang penghulu tidak akan membohongi pengikutnya
Aku bersaksi pada Allah dan cukup bagiku Dia sebagai saksi
Sungguh aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
“kita para nabi tidak mewariskan emas dan perak, rumah dan parabotnya, melainkan kita mewariskan kitab dan hikmah, ilmu dan kenabian. Makanan! apa saja yang tersisa dari kami maka itu hak pemerintah setelah kita, dan dialah yang berhak memutuskan di sana”

Apa yang kamu minta telah kita letakkan bersama kelompok kuda dan senjata yang digunakan muslimin untuk berjihad melawan orang-orang kafir dan bertempur melawan orang-orang yang menentang dan jahat


Keputusan itu atas dasar kesepakatan muslimin!!
Aku tidak sendiri dalam hal itu
Aku tidak sewenang-wenang hanya sesuai dengan pendapatku
Inilah kondisi dan hartaku
Semuanya untukmu dan di hadapanmu
Tidak disingkirkan darimu
Tidak disimpan tanpa dirimu
Kamu adalah tuan ummat ayahmu
Pohon bagus untuk keturunanmu
Seluruh keutamaan dirimu tidak bisa diimgkari
Cabang dan pokokmu tidak bisa dibawahi
Keputusanmu senantiasa berlaku dalam apa yang kumiliki
Lalu apakah kamu melihat diriku menentang ayahmu dalam hal ini?

Maka beliau, Fatimah Zahra, berkata:

Maha suci Allah
Tidak pernah Rasulullah SAW berpaling dari kitab Allah
Tidak pernah beliau menentang hukumnya
Melainkan beliau senantiasa mengikuti jejaknya
Menapaki surat-suratnya

Apakah kalian bersepakat untuk berkhianat sekaligus membuat alasan yang dusta (kebohongan yang dinisbatkan pada Rasulullah)
Perlakuan kalian terhadap Rasulullah SAW setelah wafatnya sama dengan kezaliman besar yang beliau alami pada masa hidupnya
Ini adalah kitab Allah sebagai hakim yang adil, berbicara dan memutuskan
Kitab Allah mensinyalir: “yang mewarisiku dan mewarisi keluarga ya’qub”. “sulaiman mewarisi dawud”

Maka sesungguhnya Allah SWT telah menjelaskan jatah-jatah yang Dia bagikan
Dia telah atur ketentuan dan warisan
Dia terangkan bagian lelaki dan wanita; keterangan yang cukup untuk menyingkirkan penyakit orang-orang pengikut kebatilan
Keterangan yang menghilangkan anggapan serta kesamaran orang-orang yang lalu dan akan datang
Tidaklah demikian yang sesungguhnya, melainkan perkara (kekuasaan) silau dan indah di mata kalian, maka seyogyanya kita bersabar dengan kesabaran yang indah, dan Allah Yang dimintai pertolongan atas apa yang kalian diskripsikan.


Maka Abu Bakar berkata:

Allah benar dan Rasulnya pun benar
Puteri Rasul juga benar
Kamu adalah tambang hikmah
Tempat hidayah dan rahmat
Tonggak agama
Mata hujjah dan bukti
Aku tidak asing dari kebenaran katamu
Aku tidak mengingkari maksudmu
Mereka orang-orang islam, antara aku dan kamu
Mereka serahkan pangkat dan kedudukan khilafah ini padaku
Maka dengan kesepakatan dari mereka aku mengambil keputusan untuk menyita –tanah Fadak-
Bukan angkuh dan sewenag-wenang
Dan juga bukan monopoli
Dan mereka adalah saksi akan hal itu

Maka sayidah Fatimah Zahra sa mengarah pada masyarakat seraya berkata:

Wahai ummat manusia yang bergegas ke arah ucapan batil
Yang diam dan rela atas tindakan keji dan merugi
Apakah kalian tidak merenungkan Al-quran atau ada gembok di hati kalian
Tidak demikian yang sesungguhnya, melainkan perbuatan buruk kalian telah mengalahkan hati kalian
Maka dia telah merampas telinga dan mata kalian
Sejelek-jeleknya penakwilan adalah penakwilan kalian
Seburuk-buruknya ganti adalah kebatilan yang kalian jadikan sebagai ganti dari kebenaran
Sungguh dan sungguh demi Allah kalian akan menerima beban yang berat dan akibat yang dahsyat (di hari kiamat nanti)


Ketika tabir telah terungkap bagi kalian
Dan tampak bagi kalian sesuatu yang di belakangnya adalah kesulitan
Dan tampak bagi kalian, dari Tuhan kalian, sesuatu yang tidak kalian sangka-sangka sebelumnya, dan di sanalah orang-orang pengikut kebatilan merugi.


Rujukan:

[1] . Ibn Hanbal, Ahmad, Musnad jilid 2 hal 293. dll.
[2] . Ibid.
[3] . Shahih Bukhari, jilid 5 hal 21 dan 29. hadis-hadis ini diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal, Bukhari, Ibnu Majah, Sajestani, Tirmidzi, Nasa’I, Abul Faraj, Nisaburi, Abu Na’im, Baihaqi, Khwarazmi, Ibnu Asakir, Baghawi, Ibnu Jauzi, Ibnu Atsir, Ibnu Abil Hadid, Suyuthi, Ibnu Hajar, Baladziri dll. Dengan berbagai ibarat yang berkandungan serupa.
[4] . QS. Taubah 128.
[5] . QS. Naml ayat 16.
[6] . QS. Maryam ayat 5 dan 6.
[7] . QS. Anfal ayat 75.
[8] . QS. Nisa’ ayat 11.
[9] . QS. Baqarah ayat 180.
[10] . QS. Imran 144.
[11] . QS. Taubah 13.


Refrensi:

1. Murtadho, Sayid Alamul Huda, 436H, as-Syafi, dengan sanad dari Urwah dari Aisyah.
2. Ibnu Thawush, Sayid, at-Thara’if, dengan sanad dari Zuhri dari Aisyah.
3. Shaduq, Syaikh, dengan sanad dari Zainab bint Ali. Dia meriwayatkannya juga dari Ahmad bin Muhamma bin Jabir dari Zainab int Ali. Begitu pula dari Zaid bin Ali dari Zainab bint Ali dari Fathimah Zahra sa.
4. Ibnu Abil Hadid, Syarh Nahjul Balaghah, meriwayatkan dari kitab Saqifah karya Ahmad bin Abdul Aziz Jauhari dengan empat sanad.
5. Arbili, Ali bin Isa, Kasyful Ghummah, meriwayatkan dari kitab Saqifah karya Jauhari.
6. Masudi, Murjud Dzahab.
7. Thabarsi, Ihtijaj.
8. Ahmad bin Abi Thahir, Balaghatun Nisa. dll

Disadur dari http://alamsiberku.tripod.com/